Jumat, 22 Oktober 2010

Sistem Pembelajaran dan Pengajaran yang Kreatif di Sekolah Dasar –

Abstraksi – Sistem Pembelajaran dan Pengajaran yang Kreatif di Sekolah Dasar –
Model-model Penerapan Praktis KBM Sekolah Dasar dalam Menanggapi Perubahan
Iklim dan Krisis Ekonomi
Ruth Salaiman, M.Sc & Weilin Han, M.Sc – I-Teach Education Training Center
Institusi pendidikan pasti terkena imbas krisis ekonomi secara langsung. Biaya operasionalpun
semakin tinggi. Apakah dengan demikian, kita harus menurunkan kualitas pendidikan sematamata
karena tidak adanya biaya?
Pertanyaan yang patut kita ajukan sebagai para pendidik justru, apakah kita harus
menyediakan biaya operasional yang mahal untuk mencapai kualitas pendidikan yang tinggi?
Apakah kita tidak bisa menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang bermutu,
ketika kita mengunakan alat dan bahan yang “seadanya”?
Di lain pihak, kitapun dituntut untuk peka terhadap masalah lingkungan. Kerusakan dan
perusakan lingkungan merupakan hal yang nyata di depan mata, dan di dalam kehidupan kita.
Kita mengajarkan bagaimana mencintai dan memelihara lingkungan, tapi sering kali cara
pembelajaran kita masih sebatas teori dan “khotbah”. Padahal, dengan mudah, kita dapat
mengubah metode pembelajaran kita dan langsung mengaitkannya dengan isu lingkungan.
Sekolah dapat mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar dan mengambil manfaat luar biasa
dari sana. Allah menciptakan jenis daun-daunan yang sangat beragam, biji-bijian yang berbeda
warna dan ukuran, warna tanah dan pasir yang mengajar kita bahwa perbedaan itu indah.
Gedung-gedung mencerminkan perubahan gaya hidup, kegersangan membuat kita makin peka
akan nilai air dan udara segar. Semua itu jelas bisa dipakai dalam KBM baik untuk mata
pelajaran matematika, IPS maupun IPA.
Kertas-kertas iklan, Koran bekas dan barang-barang bekas (mulai dari dus, botol, gelas,
kantung kresek, gantungan baju, dan banyak lagi lainnya) sangat dapat dipakai menjadi alat
dan bahan yang efektif. KBM yang dimaksud bukanlah menghasilkan produk siswa
berdasarkan barang-barang daur ulang, tetapi menggunakan barang-barang daur ulang sebagai
alat dan bahan dalam KBM. Misalnya, menggunakan biji-bijian untuk volume dan statistik.
Guntingan iklan untuk mengajarkan bentuk, warna dan jenis benda. Kantung kresek yang
banyak bermanfaat dalam pelajaran IPA yang menggunakan air. Dan banyak lagi. Kita tidak
perlu lagi khawatir bahwa biaya operasional pendidikan menjadi meningkat karena barangbarang
tersebut bisa kita dapatkan secara cuma-cuma dan mudah.
Dan ketika kita memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita, secara tidak langsung,
kitapun sudah menerapkan konsep cinta lingkungan. Barang bekas menjadi berharga, alam
menjadi tempat kita mengasah kecerdasan. Ke”tidak-ada”an mendidik kita untuk semakin
kreatif dan inovatif. Pembiasaan penting yang selayaknya dibentuk sejak pendidikan dasar.
Sebagai pendidik, kita tidak akan pernah kekurangan bahan untuk mencerdaskan bangsa kita.
Tanpa harus mahal. Masalahnya, apakah kita mau mulai melihat, berpikir dan merancang
KBM secara kreatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar