Jumat, 22 Oktober 2010

PELUANG BISNIS PENDIDIKAN DI KOTA SENGATA


PELUANG BISNIS PENDIDIKAN DI KOTA SENGATA





NAMA                                      : ROKHMAN
NIM                                         : 0705136453
JURUSAN                               : MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PEMBIMBING           : Prof. Dr. SUHARNO, MM
 







Sengata adalah ibu lota Kabupaten Kutai Timur yang mengeliat sejak otonomi daerah. Sebagai daerah baru hasil pemekaran yang sebelumnya Cuma kota kecamatan (kecil), kini tidak mau ketinggalan dari daerah lainnya.
Posisinya yang strategis sebagai kota transit dan berada di jalan poros ( propinsi ) Samarinda – Berau, Sengata merupakan kota yang prospektif untuk bisnis di segala bidang. Termasuk peluang Bisnis Pendidikan. Dengan jumlah penduduk yang padat dari berbagai profesi seperti Karyawan PT. KPC, Pertamina, Pegawai serta sector informal lainnya – dan masih ditambah intensitas yang tinggi warga Kutai Timur dari 18 kecamatan yang setiap minggu.berurusan  di Kawasan Pemerintahan Bukit Pelangi – Sengata.
Untuk mendukung Program Kutim Cerlang Pemkab mengalokasikan Anggaran 20 % dari ASPBD. Saat ini, sudah ada beberapa lembaga Bimbel dan Diklat yang belum dikelola secara maksimal. Ke depan diperlukan pusat-pusat bisnis pendidikan untuk  menjawab kebutuhan warga akan mutu SDM, sementara pendapatan perkapita warga Sengata terus meningkat seiring dengan makin kondusifnya iklim usaha di sana. Sebua Mall dan Toko Buku / ATK yang representative belum berdiri dan nampaknya ini kebutuhan mendesak. Ini adalahPeluang Bisnis yang bersinar, karena selama ini misalnya untuk mencari sebuah Judul buku yang dipertlukan siswa / mahasiswa / warga harus ke Samarinda atau Balikpapan , karena di Sengata tidak ada Toko Buku yang lengkap.
Dengan semakin meningkatnya sektor jasa dan pertambangan di Kota Sengata tentunya berdampak pada tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja. Oleh karena itu untuk menjawab akan ketersediaan tenaga kerja tersebut dimulai dari pembinaan dan pembibitan di jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun non-formal. Hal ini hanya dapat terwujud jika peluang-peluang ini mampu kita ubah menjadi sebuah pangsa pasar. Akan tetapi hal ini tentunya  tak terlepas pula dari berbagai permasalahan didunia pendidikan di Kota Sengata. Mulai dari “kurang sehatnya” birokrasi di bidang pendidikan sampai pada lemahnya motivasi belajar siswa serta SDM guru / tutor yang “handal dan kreatif” kurang memadai.
Jika dilihat dari besarnya jumlah siswa di Kota Sengata yang besar, tentunya sangat menjanjikan peluang usaha yang sangat luar biasa di sektor pendidikan ini ditambah lagi dengan semakin berkembangnya sektor jasa dan perdagangan di Kota Sengata. Ketersediaan akan tenaga kerja (baik tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja biasa) tentunya harus dipersiapkan sejak sekarang. Tentunya untuk menyelenggarakan sebuah bisnis pendidikan bukan pekerjaan yang mudah. “Modal” yang “kuat” saja tanpa diimbangi dengan “teamwork” yang handal tidaklah menjamin berkembangnya sebuah bisnis pendidikan. Sedangkan “Cost” yang meliputi gedung, sapras, promosi, rekruetman karyawan/tenaga pengajar, sarana penunjang, gaji, modul/buku, serta cadangan modal ‘biasanya” berbanding lurus terhadap jenis bisnis pendidikan yang akan kita dirikan (formal atau non-formal?).Relatif bukan?
Saya sebenarnya bersedia sebagai orang pertama di Sengata yang mendirikan Mall / Pusat perbelanjaan yang megah dengan segala fasilitas pendukungnya, asal ada investor / sponsor yang Berani mempercayai saya. Karena Bondo nekat saja tidak cukup-harus di dukung dengan dana segar yang memadai, semoga ada yang peduli dengan harapan saya ini.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar