BAB II
DASAR TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Sebelum mengkaji lebih lanjut tentang pengertian motivasi, perlu kiranya mengetahui terlebih dahulu tentang istilah “motif”. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan diri subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 1989:73).
Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melaksanakan sesuatu (Gerungan, 1996:141). Pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan, namun dapat dibedakan karena motivasi merupakan penjelmaan dari berhasilnya motif. Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melaksanakan sesuatu, sedangkan motivasi berarti wujud dari motif-motif dari dalam atau luar seseorang untuk berbuat.
Seorang siswa akan berhasil dalam belajar jika pada dirinya ada keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan untuk belajar ini disebut motivasi. Menurut Vroom (dalam Purwanto, 2000:72) motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan terhadap macam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
Sumadi Suryabrata (1984:70) mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berpengaruh pada persoalan gejala kejiwaan, perasaan juga emosi, untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu. Sementara itu menurut Gates dkk (dalam Djaali, 2007:101) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.
Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di atas, motivasi pada intinya adalah suatu dorongan yang timbul dari seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, dorongan tersebut bisa timbul dari dalam diri seseorang (faktor intern) dan bisa timbul juga karena pengaruh dari luar (faktor ekstern).
2. Teori Motivasi
a. Teori Behavioristik
Kaum behavioristik berpandangan bahwa manusia berperilaku kalau ada rangsangan dari luar dan tingkah laku menjadi kuat atau lemah dipengaruhi oleh kejadian sebagai konsekuensi dari perilaku yang dapat menggugah emosi orang yang berperilaku. Apabila konsekuensi perilaku menimbulkan rasa suka, maka perilaku menjadi kuat. Tetapi jika konsekuensi perilaku menimbulkan rasa tidak suka, maka perilaku akan ditinggalkan. Inti dari penerapan pandangan behavioristik tentang motivasi adalah contingency management, penguatan perilaku melalui akibat atau konsekuensi dari perilaku itu sendiri. Kalau siswa berperilaku benar, maka akibat dari perilakunya itu ia mendapat kesenangan, yaitu menerima hadiah atau penghargaan. Sebaliknya jika perilakunya salah, siswa mendapat hukuman. Oleh karena itu dalam pandangan behavioristik motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan.
Dalam pandangan behavioristik, reinforcement bisa menjadi motivasi ekstrinsik. Reinforcement merupakan suatu upaya dalam meningkatkan tingkah laku. Pujian, skor tes yang tinggi, nilai yang baik adalah semua hal yang menyebabkan peningkatan belajar. karena datang dari luar individu maka bisa menjadi motivator ekstrinsik.
Penganut pandangan behavioristik menjelaskan motivasi dengan konsep “reward” dan “incentive”, dimana reward merupakan obyek atau peristiwa penarik yang diberikan sebagai konsekuensi dari suatu tingkah laku tertentu. Sementara insentif adalah obyek atau peristiwa yang mendorong atau sebaliknya menekan munculnya tingkah laku itu sendiri (Woolfolk, 1995). Jelas kiranya bahwa penggerak perilaku belajar menurut tinjauan behavioristik adalah sesuatu dari luar diri individu, sehingga motivasi disebut juga sebagai motivasi sosial.
b. Teori Humanistik
Penelitian yang dilakukan oleh Flix dan O’Leary (dalam Prayitno, 1973:50) mengungkapkan bahwa jika tujuan ditentukan oleh siswa sendiri, maka hasil belajar siswa dapat mencapai standar pencapaian yang diharapkan bahkan ada yang melebihinya. Tetapi walaupun siswa diberi kebebasan menentukan tujuan yang akan dicapai dan cara mencapainya, itu tidaklah berarti bahwa siswa bebas sebebas-bebasnya dan hal ini tidak boleh terjadi. Suatu kesulitan dalam mengaplikasi pandangan humanistik adalah menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa yang beragam. Yang menjadi pertanyaan, apakah mungkin mengaplikasikan teori humanistik secara penuh? Ya atau tidaknya sangat tergantung pada tujuan pendidikan, kualitas tenaga pengajar dan biaya pendidikan yang tersedia.
3. Pedoman Menerapkan Teori-teori Motivasi
a. Yakinkan bahwa siswa-siswa mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan mereka menjadi anggota salah satu kelompok dan mempunyai rasa memiliki secara memuaskan.
1) Berikan kesempatan beberapa jam pada siswa untuk berinteraksi dengan kelompoknya sebagai suatu reinforcement atas prestasi akademik dan tingkah laku sosial mereka.
2) Pertimbangkan pembentukan kelompok untuk bekerja sama dalam mengerjakan beberapa tugas.
b. Ciptakan kelas menjadi satu tempat yang menyenangkan dan aman.
Contoh:
1) Pilihlah tugas untuk meyakinkan bahwa setiap siswa dapat mencapai prestasi bukan kegagalan.
2) Jangan membiarkan seorang siswa diperlakukan kasar atau dikritik di depan umum oleh teman-temannya.
c. Kenalilah bahwa siswa-siswa yang datang ke sekolah adalah siswa-siswa dengan kebutuhan dasar yang berbeda karena pengalaman-pengalaman yang lalu.
Contoh:
1) Siswa-siswa yang sangat berambisi untuk mencapai prestasi mungkin membutuhkan bantuan untuk bisa rileks.
2) Siswa-siswa yang mempunyai kebutuhan untuk menghindari kegagalan mungkin membutuhkan bantuan bagaimana belajar sendiri dengan baik.
d. Bantulah siswa mengambil tanggung jawab yang tepat atas sukses dan kegagalan mereka.
1) Model mengkritik dirinya sendiri
2) Mengundang narasumber yang bersedia untuk berbicara tentang sukses dan kegagalannya.
e. Mendorong siswa untuk melihat hubungan antara usaha-usaha mereka sendiri dan prestasi-prestasinya.
Contoh:
1) Diskusikan alasan-alasan mengapa kita sukses dan mengapa kita gagal.
2) Hindari cepat-cepat menilai atau menghakimi karena alasan-alasan bagi sukses atau gagalnya siswa.
Dengan pedoman-pedoman di atas diharapkan guru sebagai motivator di sekolah dapat menerapkan teori motivasi dan mempertinggi motivasi anak didiknya sebelum, selama dan akhir pelajaran. Sehingga motivasi para siswa meningkat dan bisa mencapai prestasi belajar yang bagus. (Sri Esti Wahyuni, 2006:347)
4. Pengertian Belajar
Sutrisno (1995:34) mengatakan “Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sebagainya. Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dll.
Menurut slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mujiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respon yang tercipta melalui proses tingkah laku.
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseoranag untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dan menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jadi jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut belum berhasil di dalam proses belajar.
5. Motivasi Belajar
Dari beberapa pengertian motivasi dan belajar maka dapat di simpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang timbul baik dari dalam diri sesorang maupun karena pengaruh dari luar untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku di berbagai bidang.
Jadi motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri seseorang maupun dari luar yang diwujudkan dalam aktivitas nyata untuk memperoleh perubahan tingkah laku di berbagai bidang. Aktivitas nyata tersebut seperti melalui proses belajar mengajar di sekolah dan kesediaan belajar di luar proses belajar mengajar dalam rangka memperoleh hasil yang optimal.
a. Fungsi motivasi dalam belajar
Motivasi mempunyai peranan penting dalam hal menumbuhkan gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat maka akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian dalam belajar siswa sangat memerlukan motivasi untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan akan semakin berhasil pula materi yang dipelajari. Jadi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.
Menurut Gunarsa (1978:54) bahwa semakin kuat motif yang mendorong untuk belajar, semakin tinggi hasil belajar yang mungkin untuk dicapai. Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan maka dapat dirumuskan fungsi motivasi sbb:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
b. Cara menumbuhkan motivasi
Didalam kegiatan belajar peranan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Untuk menumbuhkan motivasi belajar diperlukan beberapa cara. Menurut Sardiman (1989:91) cara menumbuhkan motivasi adalah:
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Setiap siswa ingin mengetahui hasil pekarjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angka baik akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. Tetapi ada juga siswa yang belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian, guru harus ingat bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang bermakna.
2) Memberi pujian
Pujian adalah bentuk renforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
Pujian selain merupakan insentif langsung, juga menunjukkan penghargaan dan perhatian dari orang tua terhadap anak. Anak seringkali haus perhatian dan senang dipuji. Jadi daripada memberikan perhatian ketika anak tidak mau belajar dengan cara marah-marah, dan ketika anak belajar tanpa disuruh orang tua tidak memberi komentar apapun atau hanya komentar singkat tanpa kehangatan, maka pujilah anak ketika ia mau belajar tanpa disuruh karena peristiwa ini mungkin jarang terjadi. Akan lebih efektif jika perhatian orang tua diarahkan pada perilaku-perilaku yang baik.
3) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan dan ada maksud untuk belajar. sehingga untuk mendapatkan prestasi yang tinggi diperlukan keuletan dan ketelitian serta semangat untuk belajar. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak, bahwa belajar itu berguna untuk anak bukan sekedar supaya raport tidak merah.
4) Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 1991:182). Motivasi muncul karena ada kebutuhan begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat. Minat akan bisa menjadi motivasi yang kuat untuk berhubungan secara aktif terhadap sesuatu yang disenanginya, sebab apabila sesuatu tidak ada unsur kesenangan pada diri individu maka akan berbuat netral.
Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanisfestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak seseorang lahir akan tetapi diperoleh kemudian.
5) Memberi ulangan
Pemberian ualangan merupakan sarana menumbuhkan motivasi, karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Tetapi yang harus diingat guru adalah ualangan yang diberikan tidak boleh terlalu sering karena bisa membosankan siswa dan bersifat rutinitas.. Ulangan yang dilaksanakan dua minggu sekali lebih merangsang siswa-siswa untuk belajar lebih giat daripada ulangan yang dilaksanakan setiap hari.
6) Mengetahui hasil
Hasil belajar merupakan umpan balik bagi kegiatan belajar yang dilakukan. Sejauh mana usaha belajar yang dilakukan akan tampak pada hasil yang diperolehnya. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
7) Suasana yang menyenangkan
Siswa-siswa akan merasa aman dan senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati, sehingga mereka tidak akan merasa tegang dalam menerima pelajaran. Segala sesuatu yang menyenangkan cenderung menimbulkan motivasi dalam belajar. Suasana yang menyenangkan, lingkungan sekitar yang nyaman merupakan daya tarik untuk aktif belajar.
6. Tipe-tipe Motivasi Belajar
Prayitno (1998:10) membagi motivasi dalam dua kelompok yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsic merupakan dorongan atau keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri seseorang atau individu. Grage dan Berline (dalam Prayitno, 1989:11) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsic aktivitasnya lebih baik dalam belajar daripada siswa yang yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsic menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar. Siswa akan mencapai kepuasan kalau ia dapat memecahkan masalah atau mengerjakan tugas dengan baik.
Thournburg (dalam Prayitno, 1989:11) berpendapat bahwa motivasi intrinsic adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Ini berarti tingkah laku individu dari individu atau siswa terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau dengan kata lain individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar. Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsic, baru akan puas kalau kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai hasil yang terlibat dalam kegiatan itu. Cham (dalam Prayitno, 1989:11) mengemukakan bahwa individu yang melakukan didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu. Misalnya siswa belajar IPA tujuannya agar mampu memahami IPA baik teori maupun praktek, bukan sekedar untuk mendapat ijazah atau dipuji orang tua maupun guru.
Pengajaran di kelas harus bisa mempertinggi motivasi intrinsic sebanyak-banyaknya. Ini berarti para guru harus mencoba agar siswa-siswa mereka tertarik dengan materi pelajaran yang mereka sampaikan. Serta para guru diharapkan dalam menyampaikan materi pelajaran dengan cara-cara yang menarik agar membuat siswa puas dan menambah keingintahuan pada materi yang diajarkan.
Berikut adalah cara untuk mempertinggi motivasi intrinsik (Sri Esti Wahyuni, 2006:359):
1) Menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan
Menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan adalah penting untuk meyakinkan pentingnya dan tingkat minat siswa tentang materi yang disampaikan guru, ini adalah ide untuk memulai pelajaran. Rangkaian pengajaran berhubungan dengan pelajaran yang dasampaikan kepada siswa yang berminat, dan tunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan yang didapat akan berguna bagi siswa.
2) Mempertahankan keingintahuan
Seorang guru yang kreatif akan menggunakan berbagai cara untuk menimbulkan atau mempertahankan keingintahuan dalam pengajarannya. Guru IPA misalnya sering menggunakan pertunjukan yang mengejutkan atau mencengangkan siswa dan membujuk siswa untuk ingin tahu mengapa.
3) Cara penyampaian pelajaran yang menarik dan bervariasi
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dipertinggi oleh pengguna materi yang menarik dan juga dengan berbagai cara penyampaian materi pelajaran. Contoh siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu mungkin dapat dipertahankan jika cara penyampaian pelajaran menggunakan film, narasumber dsb. Walaupun dalam menggunakan sumber harus direncanakan secara hati-hati, dimana sumber itu berpusat pada tujuan pelajaran dan melengkapi kegiatan lain.
4) Permainan dan simulasi
Salah satu hal menarik yang dapat menambah minat pada pelajaran ialah dengan menggunakan permainan dan simulasi. Simulasi adalah suatu latihan dimana siswa melaksanakan secara tepat sesuai dengan perannya. Keuntungan dengan menggunakan simulasi adalah bahwa mereka membiarkan siswa untuk belajar mata pelajaran dari dalam diri siswa, walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi tidak lebih efektif daripada pengajaran tradisional untuk pengajaran fakta dan konsep. Tetapi hasil studi secara konsisten menemukan bahwa simulasi menambah minat dan motivasi siswa.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar (Pintner dkk dalam Prayitno, 1989). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar. Dalam motivasi ekstrinsik tujuan utama individu melaksanakan kegiatan adalah untuk mencapai yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat didalam aktifitas belajar (Thournburgh dalam Prayitno, 1989:14). Sebagai contoh seorang siswa belajar IPA dengan tujuan mendapatkan ijazah atau untuk mematuhi perintah guru.
Jadi antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik dapat diperkuat oleh motivasi ekstrinsik sebagai bukti bahwa motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari banyak kita lihat seseorang menjadi berminat dan ingin melakukan sesuatu atas kehendak sendiri, namun sebenarnya pada mulanya adalah disebabkan oleh adanya pengauatan (reinforcement) dari luar. Dengan demikian motivasi intrinsik dan ekstrinsik memiliki kedudukan yang sama-sama penting dalam saling menambah dan memperkuat individu dalam mencapai tujuan.
B. Penelitian Yang Relevan
1. La Djangka (Tesis, 2007:126-129) menyimpulkan bahwa faktor supervisi kepala sekolah dalam suatu sekolah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah tersebut. Jika supervisi kepala sekolah diberikan secara kontinyu dengan pola profesionalisme guru yang baik dan manusiawi, maka besar kemungkinan dapat menumbuhkan gairah kerja yang berujung pada unjuk kerja yang ditampilkan guru. Karena faktor profesionalisme guru yang ditampilkan bisa mempengaruhi motivasi belajar siswa.
2. Sukardi (tesis, 2004:124-125) menyimpulkan bahwa:
a. Motivasi kerja guru MAN (Samarinda) dapat ditingkatkan melalui partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dan peningkatan komunikasi interpersonal.
b. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dengan motivasi kerja guru MAN Samarinda, persamannya adalah y = 55,69 + 0,51 x1 dan koefisien korelasi ry1 = 0,71 artinya semakin tinggi partisipasi guru dalam mengambil keputusan maka semakin tinggi motivasi kerjanya.
c. Terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dengan motivasi kerja guru MAN Samarinda dengan persamaan regresi y = 72,24 + 0,39 y2 dan koefisien korelasi ry2 dan koefisien korelasi ry2 = 0,73 artinya semakin tinggi skor komunikasi interpersonal guru maka semakin tinggi pula motivasi kerja guru.
d. Besarnya koefisien korelasi secara persial kedua variable bebas (partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dan komunikasi interpersonal) memiliki arti yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja guru MAN Samarinda.
3. Sari Tari Indranila (Tesis, 2005:84-85) menyimpulkan bahwa:
a. Terdapat hubungan positif yang berarti antara partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dengan motivasi kerja guru, atau dengan kata lain semakin tinggi partisipasi guru dalam pengambilan keputusan semakin tinggi pula motivasi kerja guru. Demikian sebaliknya.
b. Terdapat hubungan positif yang berarti antara komunikasi interpersonal dengan motivasi kerja guru atau semakin baik komunikasi interpersonal yang terjalin semakin tinggi motivasi kerja yang ditunjukkan guru. Demikian sebaliknya.
c. Terdapat hubungan positif antara partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dan komunikasi interpersonal secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru atau semakin tinggi partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dan komunikasi interpersonal yang terjalin maka semakin tinggi motivasi kerja para guru.
d. Untuk meningkatkan motivasi kerja guru SMA Negeri di Tenggarong maka perlu ditingkatkan partisipasi guru dalam pengambilan keputusan dan komunikasi interpersonal para guru.
C. Pertanyaan Penelitian
- Pertanyaan untuk siswa
Angket Motivasi Belajar
1. Bila kamu melihat teman berprestasi baik dalam suatu bidang pelajaran, saya ingin seperti dia.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
2. Saya ingin menjadi yang terbaik di kelas
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
3. Saya tertarik untuk membaca agar prestasi belajar saya meningkat
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Saya merasa puas atas prestasi yang saya capai.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
5. Saya tidak peduli dengan nilai raport yang akan diberikan guru.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
6. Bila ada teman yang prestasi belajarnya baik saya tidak terpengaruh
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
7. Tidur larut malam saya lakukan karena tidak ada kaitannya dengan prestasi belajar di kelas
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
8. Saya tidak memiliki jadwal belajar khusus di luar jadwal sekolah.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
9. Saya kurang tertarik untuk membaca.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
10. Saya merasa kemampuan berprestasi saya sudah maksimal
. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
11. Saya bosen bila disuruh guru agar meningkatkan prestasi.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
12. Saya kesal/kecewa bila orang tua tidak memuji ketika saya dapat menyelesaikan PR.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13. Saya tidak suka bila guru sering menasehati kami.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14. Saya tidak betah di rumah bila orang tua memberi nasehat agar saya rajin belajar.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15. Saya belajar jika ada PR atau ulangan saja.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
16. Setiap pelajaran saya selalu hadir.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
17. Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan guru.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
18. Orang tua saya tidak mau memperhatikan waktu saya belajar di rumah.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
19. Guru menyarankan agar siswa mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
20. Guru memberikan PR agar siswa berlatih di rumah tentang pelajaran yang sudah diberikan.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
21. Guru memuji siswa yang dapat menyelsaikan masalah pelajaran di kelas.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
22. Setiap tugas yang diberikan pada siswa, setelah ada nilainya guru memberikan komentar secara tertulis atau lisan.
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
23. Apakah guru-guru kalian mempunyai kepribadian yang ramah, gembira dan akrab?
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
24. Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan belajar kalian?
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
25. Apakah kamu selalu mengerjakan bila mendapat tugas dari guru?
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
26. Apakah kamu ingin menjadi lulusan SDN 004 yang terbaik?
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
- Pertanyaan untuk guru
- Apakah anda membuat program tahunan dan semester?
- Apakah anda mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi sekolah?
- Apakah anda membuat penilaian hasil belajar siswa sesuai petunjuk penilaian KTSP?
- Apakah materi pelajaran anda sampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa?
- Apakah anda berdiskusi dengan siswa dalam mengerjakan tugas yang anda berikan?
- Apakah anda berdiskusi dengan sesama teman guru bila mengalami hambatan dalam pembelajaran di kelas?
- Apakah anda mengadakan evaluasi belajar setiap selesai satu kompetensi dasar?
- Apakah anda mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan melalui internet, radio, media cetak, organisasi guru, televisi dll?
- Apakah anda mengembalikan hasil pekerjaan siswa setelah diberikan nilai?
- Apakah anda memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi/berhasil menyelesaikan tugas dengan baik?
- Apa yang anda lakukan apabila ada siswa yang tidak mengerjakan PR/tugas?
- Bagaimana tindakan anda bila ada siswa yang yang tidak masuk sekolah tanpa ijin?
- Apa yang anda persiapkan sebelum anda mengajar siswa di kelas?
- Apa tindakan anda jika ada siswa yang malas sekolah atau mengerjakan tugas dan orang tua siswa tidak mau tahu.
- Apakah selama ini anda selalu berkomunikasi dengan orang tua mengenai perkembangan anak didik anda di sekolah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar